Federer Terancam Tersingkir Cepat dari ATP Finals
Foto : AFP/ADRIAN DENNIS
Kekalahan di laga pertama melawan Dominic Thiem membuat Roger Federer terancam tersingkir cepat dari ajang ATP Finals. Agar tak terulang tragedi di 2008, Federer harus menang melawan Matteo Berrettini.
LONDON - Roger Federer mengatakan ia tidak boleh lagi melakukan kesalahan jika ia ingin menghindari tersingkir lebih awal pada ATP Finals setelah kalah dalam pertandingan grup pertamanya melawan Dominic Thiem, Minggu (10/11) waktu setempat.
Petenis berusia 38 tahun asal Swiss yang sedang mengejar gelar ketujuh pada even tersebut, namun yang pertama sejak 2011, kesulitan untuk mengatasi permainan agresif Thiem saat ia kalah 5-7, 5-7.
Hanya sekali dalam 16 penampilan sebelumnya Federer tidak bertahan dalam fase grup pada 2008, dan untuk menghindari terulang lagi, ia harus mengalahkan petenis Italia, Matteo Berrettini pada Selasa (12/11) dan kemungkinan besar Djokovic pada Kamis (14/11).
Djokovic, yang bertujuan merebut kembali peringkat nomor satu pada akhir tahun dari Rafael Nadal, mengalahkan debutan Berrettini 6-2, 6-1 pada pertandingan pembuka nomor tunggal, Minggu, di O2 Arena.
Thiem dengan konstan menekan Federer dan mematahkan servisnya saat kedudukan 5-5 pada masing-masing set untuk meraih kemenangan ketiganya atas petenis Swiss itu tahun ini. “Perkiraan saya, ini turnamen yang normal sejak dari sini ke depan,” kata juara 20 kali Grand Slam Federer, yang kalah oleh Djokovic dalam final Wimbledon yang epik Juli lalu.
“Tidak boleh kalah sama sekali untuk saya. Begitulah setiap pekan dalam setahun selama 20 tahun terakhir, jadi dari sudut pandang itu tidak ada yang baru di sana.”
Tanda bahaya sudah ada sejak service game pertama Federer yang lepas dan meskipun ia bangkit secara mengesankan ia goyah pada kedudukan 5-5 ketika Thiem membuat dia melakukan kesalahan.
Federer mendapat dukungan mayoritas penonton di arena yang penuh sesak, tetapi berusaha sekuat tenaga, dia tidak bisa menemukan permainan terbaiknya pada set kedua, sehingga Thiem kembali mendominasi reli dari baseline.
Thiem, yang telah berkembang tahun ini sejak menyewa pelatih Nicolas Massu setelah awal yang lambat pada musim ini, mematahkan servis lagi pada kedudukan 5-5, meskipun Federer berjuang keras dan memiliki satu poin untuk menjadikan set tersebut tiebreak, ia tidak mampu membalikkan keadaan.
Menyikapi kemenangannya ini, Thiem menuturkan sudah memberikan permainan maksimal mengingat lawan yang ia hadapi merupakan salah satu petenis terbaik.
“Secara umum ini adalah kemenangan yang sangat menyenangkan. Maksudku, setiap kali bermain melawannya adalah suatu kehormatan besar. Mengalahkannya adalah hal baik, dan terutama di arena ini, dimana dia biasanya bermain sangat bagus,” tutur Thiem menyikapi kemenangannya ini, dilansir atptour.com, Senin (11/11).
Thiem memperpanjang rekornya menjadi 5-2 atas Federer dalam catatan pertemuan ATP mereka, termasuk tiga kemenangan tahun ini.
Hadapi Djokovic
Thiem akan menghadapi Djokovic pada Selasa. Djokovic sendiri memulai usahanya meraih gelar keenam ATP Finals dengan mengalahkan petenis Italia Matteo Berrettini 6-2, 6-1 dalam tempo 64 menit pada pertandingan pembuka Grup Bjorn Borg.
Kemenangan ini membuat Djokovic berada 440 poin di belakang Rafael Nadal dalam usahanya menjadi nomor satu di ATP Ranking. Petenis Serbia itu harus mencapai final untuk kesempatan menjadi nomor satu pada akhir tahun untuk keenam kalinya yang akan menyamai rekor Pete Sampras (1993-98).
Sementara itu Nadal akan membuka laga pertamanya dengan menghadapi juara bertahan Alexander Zverev di Grup Andre Agassi pada Senin petang.
Djokovic yang berusia 32 tahun telah menyusun rekor pertandingan 54-9 tahun ini, termasuk lima gelar tingkat tur pada Australia Open dan Wimbledon, dua turnamen ATP Masters 1000 di Madrid Open dan di Paris Masters baru-baru ini, ditambah satu gelar level ATP 500 di Japan Open. AFP/S-2
Submit a Comment