Presiden Trump Bantah Batalkan Tarif Tiongkok
Foto : AFP/ NICHOLAS KAMM
NEW YORK – Pernyataan Tiongkok yang mengatakan Amerika Serikat setuju membatalkan seluruh tarif perang dagang, kini dibantah Presiden AS, Donald Trump. Bahkan, Trump menegaskan klaim Tiongkok itu telah membuat kemunduran pada kesepakatan damai perang dagang.
“Tiongkok ingin mendapatkan sedikit kemunduran, bukan kemunduran total, karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya. Saya belum menyetujui apa pun,” ujarnya pada wartawan di Gedung Putih, Washington, Sabtu (9/11).
Pernyataan Trump yang dilemparkan pada akhir pekan itu sekaligus menepis optimisme Kementerian Perdagangan Tiongkok yang sebelumnya menyebut ada peluang kesepakatan dagang.
Pernyataan Trump itu juga menimbulkan kekhawatiran baru soal sampai kapan dua ekonomi terbesar dunia itu akan membiarkan perang dagang yang telah berlangsung 16 bulan, yang telah mengganggu pertumbuhan global.
Sebelumnya, para pejabat kedua negara pada Kamis (7/11), mengatakan Tiongkok dan AS telah sepakat untuk menurunkan sanksi tarif yang saling diterapkan dalam kesepakatan perdagangan “fase satu”. Namun, wacana itu terhalang oleh penolakan keras dari beberapa orang dalam pemerintahan Trump. Perkembangan itu ditunjukkan oleh pernyataan Trump yang menggambarkan dirinya sebagai “Tariff Man”, dengan mengatakan bahwa ia belum setuju untuk mengurangi tarif yang telah berlaku.
Menurut Trump, Tiongkok ingin mencapai hasil kesepakatan lebih dari yang dia tawarkan, dan tarif AS telah menghasilkan keuntungan miliaran dollar bagi perekonomian AS. “Sekarang saya sangat senang. Kami menerima miliaran dollar,” kata Trump.
Setelah pernyataan Trump beredar, pasar saham AS dilaporkan merosot dan dollar melemah terhadap yen, menghentikan reli yang dipicu oleh optimisme kesepakatan perdagangan sebelumnya, yang berhasil membawa indeks utama mencapai rekor.
Ditandatangani di Iowa
Trump juga mengatakan jika perundingan perdagangan dengan Tiongkok selesai dibuat, kesepakatan itu tidak akan ditandatangani di luar negeri.
“Dengan asumsi kita akan mendapatkannya, itu bisa saja di Iowa atau negara pertanian, atau tempat seperti itu. Itu akan ada di negara kita,” katanya.
Negara bagian pertanian Iowa telah mengalami pukulan oleh tarif balasan Tiongkok atas kedelai, daging babi, dan produk pertanian AS lainnya, tapi memiliki sejarah hubungan dengan Presiden Xi Jinping. Editor surat kabar Global Times yang dikelola pemerintah Tiongkok, Hu Xijin, menulis bahwa pasar tidak mengharapkan pernyataan Trump itu.
“Itu bukan penolakan datar. Yang pasti adalah bahwa jika tidak ada kemunduran tarif, tidak akan ada kesepakatan fase satu,” ujarnya lewat Twitter
Para ahli di dalam dan di luar pemerintah AS memperingatkan masih terbuka peluang bahwa pakta perdagangan fase satu akan gagal. Para pejabat AS mengatakan banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan ketika Trump mengumumkan garis besar kesepakatan sementara pada bulan lalu, dan sejak itu Beijing mendorong kembali permintaan untuk membeli produk pertanian utama AS, di antara isu-isu lainnya.
Mei lalu, Tiongkok membatalkan kesepakatan perdagangan sebelumnya yang menurut para pejabat AS telah selesai 90 persen. Jika kesepakatan sementara selesai dan ditandatangani, diharapkan mencakup janji AS untuk membatalkan tarif baru yang dijadwalkan berlaku untuk produk impor Tiongkok bernilai sekitar 156 miliar dollar AS pada 15 Desember.
Namun, Tiongkok juga mengajukan pembatalan tarif AS yang diberlakukan sejak Januari 2018. Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok, Gao Feng, pada Kamis, mengatakan kedua negara harus secara bersamaan membatalkan beberapa tarif untuk mencapai pakta fase satu. AFP/SB/P-4
Submit a Comment